Berbelanja
di pusat kulakan terbesar se-Asia Tenggara, pasar Tanah Abang memang membutuhkan stamina dan pengetahuan tentang
lokasi barang yang dicari. Kawasan yang mudah diakses dengan transportasi
kereta api dan angkutan kota
mikrolet ini memang menjadi pilihan berbelanja bagi banyak orang, khususnya
para pedagang atau individu yang ingin memenuhi kebutuhan hari raya. Mulai dari
kaos, kemeja, busana muslim, celana, dalaman, kerudung, hingga tas wanita juga
banyak dijual di sini. Tidak heran kalau sentra busana ini selalu dipadati
manusia setiap hari.
Berbelanja
di Tanah Abang tentu berbeda apabila
berbelanja di mal. Selain harganya jauh di bawah pasaran alias murah, para
pedagang dan pemilik kios juga sangat terbuka untuk tawar menawar harga. Bahkan
bukan hanya bisa ditawar 20-30 persen, hingga lebih dari 50 persen pun bisa
asalkan penawar benar-benar mengerti bahan dan produk. Inilah sebabnya mengapa
sentra kulakan ini menjadi tempat membeli barang favorit bagi para pedagang karena
‘fleksibilitas’ harganya.
Untuk
memudahkan pengunjung berbelanja di pasar Tanah Abang, yang perlu diketahui adalah blok-blok yang ada di
pasar ini. Sebab setiap blok bersifat tematik, yaitu menjual produk sejenis.
Misalnya khusus kaos, khusus busana muslim, khusus aksesoris dan lainnya. Tidak
perlu membuang energi besar kalau sudah mengenal blok-blok di sana karena bisa-bisa tidak fokus, kecuali
kalau tujuannya untuk survei. Selain itu, datang lebih pagi jauh lebih baik
ketimbang agak siang. Usahakan juga di hari kerja (weekdays) karena hari libur
atau weekend pengunjung sangat padat.
Besar kemungkinan belanja menjadi tidak efektif, apalagi kalau mau dijual
kembali.
Tanah Abang juga dekat dengan stasiun kereta listrik Jabodetabek. Bagi mereka yang
membeli grosiran, apalagi yang berkodi-kodi, akses menuju transportasi sangat
membantu untuk proses mobilisasi. Meski di daerah ini juga banyak kendaraan
umum, namun bagi mereka yang tinggal di luar Jakarta, memanfaatkan KRL yang
harganya murah jauh lebih hemat dan efisien. Ini bisa menghemat biaya
operasional bagi para pedagang yang sengaja berbelanja untuk dijual lagi.